Minggu, 16 Mei 2010

Tear For Alia

"Tears for Alia"
By: M@rch of Art 2001

Pada sore yang sepi itu belaian bayu menelusuri lembut tiap-tiap nafas yang berhembus ditepi pantai Aroma yang syahdu. Di satu tumpukan batu seorang pemuda duduk sendirian diatas pasir putih Pantai Aroma menikmati belaian angin senja sambil menyaksikan
lambaian mentari yang sedang berlabuh diufuk barat.

'Alia...siapa sebenarnya aku ini? bisiknya sambil menghela nafas panjang. Dia merenung pilu kepergian senja merah yang pernah memberi inspirasi pada dirinya dalam melahirkan karya-karya emasnya dimading sastra. Kini kepergian senja merah itu tidak lagi mendatangkan
inspirasi tetapi meninggalkan ejekan yang memilukan tentang kematian Alia, gadis yang pernah dibencinya. Ejekan-ejekan pada jiwanya mematikan syaraf-syarat imaginasi sastranya yang pernah gemilang difakultas sastra Indonesia di Art College.

'kenapa ini menghantuiku...? kenapa aku harus begini?' bisik hatinya
Romi Hendra, mahasiswa jurusan sastra Indonesia yang idealis dan bangga dengan kehidupan darah muda yang emansifative, seorang mahasiswa productive yang sering menyumbang karya-karya menarik untuk menghiasi mading fakultas sastra. Cerpen terakhirnya yang berjudul 'Meniti Usia Gemilang' adalah sebuah cerpen yang menggangkat tema
kehidupan pemuda masa kini yang bernama Joey. seorang pemuda yang memperjuangkan idealisme dan kebebasan dibalik kekangan agama perupakan cerpen terakhir yang meninggalkan sejarah hitam dalam karyanya. satu cerpen yang menyatakan identitiasnya yang sebenarnya yang tidak disadarinya. tema itu didapatkan Romi saat sendirian ditepi pantai, tatkala bertatap mata dengan senja merah yang mendorongnya menulis tema kehidupan yang hanya sekali, dan kehidupan itu harus dinikmati sepenuhnya. Tapi sekarang semua itu berlalu tanpa kata.

Romi kehilangan insprirasi bermula dari kematian Alia dalam kejadian tabrak lari. Alia merupakan gadis kampung yang lugu yang kuliah dijurusan sastra Indonesia. satu-satunya mahasiswa berjilbab panjang yang satu kelas dengan Romi. Namun selama ini Romi tidak pernah
menyukai penampilan Alia yang serba kolot, dia menganggap Alia lebih pantas kuliah dijurusan agama ketimbang sastra yang terkenal dengan serba seni, dari pakaian, cara berbicara bahkan cara bergaul. Umumnya hampir semua mahasiswa di jurusan Sastra minimal punya kebolehan
memainkan alat musik,minimal memetik gitar. Tapi Alia jauh dari kebolehan itu.Menurutnya sastra itu satu cara kita menyampaikan fakta secara fiktif. seorang sastrawan harus mampu memandang dunia disekelilingnya melalui tulisan-tulisan emasnya. Bukan mempamerkan
melaui pakaian dan sebagainya. Hal inilah yang membedakan Alia dengan mahasiswa lainnya yang serba 'art'.

Segalanya bermula pada malam 'Prose Night' di Taman Budaya, malam presentasi analisa karya yang ditulis oleh mahasiswa yang biasanya diadakan setiap bulan dijurusan sastra Indonesia. Setelah presentasi pada malam itu Alia menjadi korban letusan merapi kemarahan sang sastrawan kampus; Romi. kritik Alia terhadap Cerpen Meniti Usia Gemilang benar-benar membuat Romi sangat tersinggung dan malu. Menurut Alia cerpen Romi adalah cerpen yang lahir dibawah libido dimana isinya terlalu fokus pada seeorang yang terlalu menikmati usia mudanya dan mengganggap agama no dua..pada malam itu Alia membacakan biographical approaches yang dilakukannya terhadap cerpen Romi. Biographical approach merupakan teori analisa karya sastra yang mengaitkan alur penciptaan karya dengan sang pengarang artinya tokoh utama dalam karya yang dianalisa dengan biographical approach adalah replika pengarangnya. Kesimpulannya seorang tokoh pemuda murtad dan seorang kekasih yang tidak setia dalam meniti usia gemilang merupakan cermin dari karakter Romi. hal inilah yang menyebabkan Romi tersinggung dan merasa dipermalukan. Semua mahasiswa waktu itu tidak setuju dengan analisa tersebut, mereka membela Romi dan memuji cerpen Romi bahkan mereka mengatakan Alia salah memilih teori. Tapi menurut Alia apapun teori yang digunakan hasilnya tetap sama. Biographical sense tidak bisa dipisahkan dengan sastra. Bahkan kalau diukur dari Memitic Approach ia tetap menghasilkan kesimpulan yang serupa, bahkan lebih parah lagi karena karya itu cermin intelektualitas pengarangnya akhirnya orang juga akan menarik kesimpulan yang sama. Itulah yang dianalisa Alia. Sebuah analisa kontraversial yang menyalakan obor amarah di jiwa sang pujangga idola, analisa kontraversial yang membangkitkan kebencian dari tidurnya yang akhirnya meletus bagaikan gunung merapi yang mengalirkan lahar panas yang mematikan.

'Keluar kau sekarang juga!' bentak Romi dan mahasiswa lainnya mengusir Alia dari ruangan presentasi. Bagaikan petir yang berdentum didada Alia, dia ketakutan dan terdiam...,analisanya ditolak dan dilemparkan kemukanya agar dibawa pulang.Dalam gementar Alia melihat kobaran api kebencian menyala dimata Romi yang disirami besin-bensin kemarahan. Alia menangis ketakutan dan melangkah pergi dalam kepiluan. Romi dengan puas melihat air mata dimata Alia dan melihat kepergian gadis lugu menembusi hujan dan angin yang menerpa. Diruang presentasi semua mengejek kekolotannya dan mentertawakan analisanya yang sok sastrawan.

Disaat itu tiba-tiba dentuman keras terdengar dari luar, seperti sesuatu ditabrak mobil,dan benda itu tercampak disudut jalan tapi tidak pasti apa sebenarnya yang tertabrak. namun dentuman tersebut tidak menghentikan cacian mereka terhadap analisa Alia. Dua jam berikutnya acara selesai, semua yang hadir mulai bergegas pulang. Romi pulang dengan motor ninjanya, menerjang angin dan hujan pada kecepatan yang sangat tinggi. Tiba-tiba dibelokan tanpa sengaja dia tertabrak sesuatu dan benda itu tercampak disudut jalan yang gelap ditempat
tabrakan pertama tadi, tapi Romi juga tidak tau pasti apa yang ditabraknya#

Keesokan harinya Romi kuliah seperti biasa, mahasiswa yang hadir masih mencaci maki analisa Alia, mahasiswi pada umunya terlalu memuji kebolehan Romi memainkan kata sehingga mampu menutupi kejanggalan yang ada dalam karyanya. tapi dihati kecil Romi menyimpan seribu tanya
'apakah benar dia seperti tokoh yang dia ciptakan seperti analisa Alia?' benarkan dia seorang lelaki yang kejam, sombong,angkuh dan murtad seperti Joey? kalau ya itu berarti aku benar-benar bukan manusia bisik Romi. Tidak lama setelah itu difakultas sastra tiba-tiba
dikejutkan dengan berita tentang penduduk yang menemukan mayat disudut jalan Raya pagi tadi atas nama Alia Aliana mahasiswa Sastra Indonesia yang meninggal dunia akibat tabrak lari. mendengar berita itu Romi sangat kaget dadanya berdegup kencang. Setelah mendapatkan informasi yang lengkap Romi bergeras kerumah sakit yang menangani Alia. 'Alia.....teriak Romi tanpa sadar saat menatap mayat Alia yang penuhluka' Alia...ya Allah kenapa dengan Alia.... bagaimana ia bisa kecelakaan? tidak...apa ini gara-garaku?...Alia...aku tidak percaya...tidakkkk.....Alia...apa yang ingin kaukatakan.....?Tidak.....' teriak Romi histeris. para suster datangmenenangkan Romi lalu seorang suster memberikan sebuah makalah yang berupa analisa Alia terhadap cerpennya. dimakalah tertera nama Alia, dari situlah pihak rumah sakit mengenal Identitasnya Alia Aliana yang didukung identitas lainnya. Tak lama kemudian teman-teman Alia dan Romi datang, mereka kaget melihat Romi yang sudah ada sebelumnya,
lebih mengejutkan lagi Romi histeris memanggil nama Alia dalam tangis.Hal ini tidak pernah dilakukan Romi sebelumnya walaupun pada orang yang dicintainya, tapi kenapa dia menangisi kematian Alia? seseorang yang sangat dibencinya kenapa dia tidak gembira seperti seharusnya?
keesokan harinya Romi kembali ke Taman Budaya menanyakan apakah yang menabrak Alia namun tidak ada yang tahu.

Jantung Romi berdegup kencang, ia terbayang air mata Alia dan teringat kata-kata terakhir yang diucapnya pada Alia yang benar-benar menyalalu ia teringat dentuman keras sesaat kepergian Alia, dan teringat sesuatu yang ditabraknya dijalan salah satu tabrakan itu adalah tabrakan terhadap Alia. Romi masih tidak tau apakah Alia ditabrak mobil yang pertama atau ditabrak olehnya?

'Apakah aku penyebab kematiannya..apakah aku...aku....pem...pem...pembunuhnya, ya Allah ampuni aku...miskipunaku tidak tau apa yang aku tabrak malam itu, aku harap itu bukan Alia....bukan Alia!' Tanpa sadar Romi meratapi kematian cewek kampungan yang kolot itu, Romi meneteskan air mata sendu pada kematian Alia. Satu kesedihan yang penuh tanda tanya antara benci dan simpati.

Seminggu setelah kematian Alia, Romi mula menyadari yang dia telah menagisi kepergian cewek kolot itu. Tabrak lari oleh penabrak misterius satu yang sangat bodoh untuk dikesali. Romi coba melupakan tragedi itu, dia berusaha keras untuk mengerti pola pikir cewek kolot itu, dia membaca kembali Biographical Analysis yang ditulis Alia pada karya kebanggaannya. Tiba-tiba dia berkata.... 'Benar akulah Joey itu...kamu benar Alia...itu adalah aku...Joey adalah aku...Joey seorang pemuda yang terlalu bangga dengan kepintarannya kehingga dia takbur, seperti aku yang bangga pada kebenaran cerpenku sehingga aku menyalahkan analisamu...karena Keegoannya Joey menyalahkan penelitian temannya sehingga temannya diusir dari ruang seminar, juga sama seperti aku saat aku mengusirmu dari ruang presentasi Alia...dan yang terakhir...Joey tanpa sengaja terinjak tali sepatu teman dekatnya sehingga terjatuh dari tangga dan kepalanya terbentur ke lantai dan akhirnya meninggal dunia, tapi Joey tidak tahu bahwa itu kesalahannya....apakah itu juga sepertiku Alia...?apakah aku yang melakukan tabrakan itu? Tidak.....! pekik Romi. kau telah mengatakan kekejamanku malaui kematianmu Alia layakkah aku memohon maafmu?' Alia..... aku berdosa padamu. sejak itu Romi mula berubah semua kegemilangan karya kini tidak berarti lagi...setiap saat dia memikirkan Alia, dan antara dia dan Joey.....benarkah dia replika Joey seperti analisa Alia Aliana?

Dia menunggu jawaban yang akan diberikan waktu. Sekarang penyelidikan identitas penabrak misterius itu sedang diteliti. Hasil penyelidikan itulah yang akan menjawab siapakah Romi yang sebenarnya. Hasil itu juga yang akan menentukan sama ada benar atau salah analisa Alia. sore itu setelah mentari senja tenggelam Romi pulang dengan penuh tanya...dia merenung senja merah itu dengan pilu, lalu ia terbayang air mata Alia yang memilukan.Ketika angin pantai berhembus dia terbayang kepergian Alia dalam badai dan....ketika ombak menghempas pantai saat itulah Romi terbayangkan tubuh Alia yang ditabrak dengan keras.....di hatinya dia tetap bertanya siapakah yang menabrak Alia....?Semuanya bagaikan teka-teki yang warna-warni, teka-teki yang tidak mampu dijawab dengan lisan yang sentiasa berbohong.

Author: " it was my assignment for "introduction to literature" subject, I wrote the story when I was in third semester. All the characters are fiction, there are no reflection of someone's life in the story directly or indirectly. "


Tidak ada komentar:

Posting Komentar